Rakyat miskin siapa yang salah?
Sabtu, 06 Maret 2010
, Posted by ARY at 17.13
Ribut soal rakyat miskin, pemerintah dianggap tidak menepati janji atau apalah itu. Coba kita bercermin, sejauh ini apa yang pernah kita lakukan untuk negara. Rakyat kita lebih suka meminta dari pada berbakti pada Negara, Rakyat Indonesia itu manja dan banyak maunya, sedangkan mereka sendiri malas. Kalau sekarang banyak rakyat miskin, ya jelas saja, karena dulunya mereka malas. Orang yang malas jangan pernah berharap mendapat kebahagiaan. Jangan iri jika melihat jepang, eropa atau negara –negara maju lainnya, mereka adalah Negara yang penduduknya giat.
Televisi selalu memprovokasi dan mendoktrin kita bahwa kemiskinan itu disebabkan oleh pemerintah, namun sebenarnya itu salah besar. Penduduk Indonesia yang sedemikian banyaknya tentu sulit kalau harus dikontrol pemerintah satu-persatu. Bisa dibayangkan kalau uang Negara semuanya buat mendanai rakyat miskin yang malas. Bisa-bisa hancur Negara ini. Sebetulnya Rakyat itu kalau giat pasti kesuksesan telah menanti di depannya. Tidak ada istilah rakyat miskin kalau kita tidak memiskinkan diri sendiri. Tapi kalau pikiran mereka hanya soal makan dan tidur, kapan kita bisa berubah dan kapan kita bisa melangkah? Ingat, kita sudah jauh tertinggal dengan Malaysia, gak malu apa??
Di Alquran kan sudah jelas isinya bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (QS 13:11). Kita sebagai masyarakat sepatutnya mulai merubah pola pikir, jauhkanlah kata-kata “ini kesalahan pemerintah”. Tidak sadarkah kita bahwa sebenarnya itu adalah buntut dari kesalahan kita sendiri. Kebiasaan menyalahkan pemerintah atau orang lain tidak akan merubah kualitas hidup kita. Sebelum kita melimpahkan kesalahan kepada orang lain, coba tengok apakah ini sebenarnya kesalahan kita atau bukan. Memang benar jika dikatakan bahwa pemerintah berjanji mensejahterakan rakyat, namun itu tidak bisa dilakukan bilamana tidak ada tindakan dari kita sendiri untuk berusaha, usaha giat kita sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan tersebut, jadi jangan cuma berpangku tangan menunggu uang jatuh dari langit (langit yang dimaksud adalah pemerintah), tetapi yang menentukan adalah kita sendiri sebagai.
Mari kita sama-sama berbenah. Buat yang masih muda, mari kita mulai dari sekarang budayakan untuk giat, yang pelajar ya belajar biar pinter terus nilainya bagus. Yang bekerja ya yang giat biar penghasilannya besar. Jangan lagi mengeluh , dan jangan ada lagi kata malas dalam kamus hidup kita. Ingat kata-katanya Tantowi Yahya di iklan salah satu surat kabar bahwa “Orang malas adalah orang yang paling dekat dengan kemiskinan”. Ayo semangat, ayo bangkit, ubah pola pikir kita. Hidup hanya sekali, sukses adalah harga mati.
Televisi selalu memprovokasi dan mendoktrin kita bahwa kemiskinan itu disebabkan oleh pemerintah, namun sebenarnya itu salah besar. Penduduk Indonesia yang sedemikian banyaknya tentu sulit kalau harus dikontrol pemerintah satu-persatu. Bisa dibayangkan kalau uang Negara semuanya buat mendanai rakyat miskin yang malas. Bisa-bisa hancur Negara ini. Sebetulnya Rakyat itu kalau giat pasti kesuksesan telah menanti di depannya. Tidak ada istilah rakyat miskin kalau kita tidak memiskinkan diri sendiri. Tapi kalau pikiran mereka hanya soal makan dan tidur, kapan kita bisa berubah dan kapan kita bisa melangkah? Ingat, kita sudah jauh tertinggal dengan Malaysia, gak malu apa??
Di Alquran kan sudah jelas isinya bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (QS 13:11). Kita sebagai masyarakat sepatutnya mulai merubah pola pikir, jauhkanlah kata-kata “ini kesalahan pemerintah”. Tidak sadarkah kita bahwa sebenarnya itu adalah buntut dari kesalahan kita sendiri. Kebiasaan menyalahkan pemerintah atau orang lain tidak akan merubah kualitas hidup kita. Sebelum kita melimpahkan kesalahan kepada orang lain, coba tengok apakah ini sebenarnya kesalahan kita atau bukan. Memang benar jika dikatakan bahwa pemerintah berjanji mensejahterakan rakyat, namun itu tidak bisa dilakukan bilamana tidak ada tindakan dari kita sendiri untuk berusaha, usaha giat kita sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan tersebut, jadi jangan cuma berpangku tangan menunggu uang jatuh dari langit (langit yang dimaksud adalah pemerintah), tetapi yang menentukan adalah kita sendiri sebagai.
Mari kita sama-sama berbenah. Buat yang masih muda, mari kita mulai dari sekarang budayakan untuk giat, yang pelajar ya belajar biar pinter terus nilainya bagus. Yang bekerja ya yang giat biar penghasilannya besar. Jangan lagi mengeluh , dan jangan ada lagi kata malas dalam kamus hidup kita. Ingat kata-katanya Tantowi Yahya di iklan salah satu surat kabar bahwa “Orang malas adalah orang yang paling dekat dengan kemiskinan”. Ayo semangat, ayo bangkit, ubah pola pikir kita. Hidup hanya sekali, sukses adalah harga mati.

Jakarta














Currently have 0 komentar: