Wawancara Dengan Pengusaha Mama Mart
Beberapa hari yang lalu kami melakukan wawancara terhadap salah seorang pengusaha minimarket di kawasan jalan Kaliurang Km 14 Sleman DIY. Minimarket yang kami jadikan sebagai bahan untuk wawancara adalah Mama Mart. Mama Mart yang bertempat di Jl. Kaliurang tersebut awal mula didirikannya yaitu pada tahun 2008. Minimarket ini didirikan oleh Bapak Agung PS Yang sekaligus menjadi pemilik dari minimarket tersebut. Dilihat dari segi lokasi, didirikannya minimarket Mama Mart di Jl. Kaliurang Km 14 tersebut boleh dibilang sangat strategis, karena lokasinya yang berdekatan dengan kampus UII (Universitas Islam Indonesia), sehingga sasaran utamanya adalah para mahasiswa. Kelebihan lain dari minimarket ini adalah selalu buka 24 jam non stop. Sehingga sangat membantu warga masyarakat ataupun mahasiswa yang hendak membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari jika pada malam hari itu mendadak kebutuhan sehari-hari kita habis. Sehingga tidak heran jika omset yang didapat oleh minimarket ini jumlahnya cukup lumayan besar. Namun ketika ditanya jumlah “rahasia” ungkapnya.Jika berbicara masalah kendala, tentu ada kendala yang harus dihadapi, misalnya saja munculnya pesaing-pesaing baru yang yang juga mendirikan minimarket disekitar Mama Mart. Sehingga sedikit banyak berpengaruh pada pendapat omset harian maupun bulanan. Saat ini pesaing utama dari Mama Mart adalah Minimarkat Mitra dan Alfamart yang berdiri tidak berjauhan antara satu dengan yang lainnya.Saat ini minimarket Mama Mart memiliki prospek pengembangan kearah kualitas dan kuantitas barang yang dijual. Produk-Produk bermutu adalah target dari minimarket ini. Selain itu jumlah pengadaan barang atau kuantitas juga tida lepas dari sasaran, karena dengan tersedianya jumlah kuantitas yang banyak dan lengkap akan memudahkan para konsumen dalam mendapatkan barang yang dicari, tentunya jika barang yang dijual tersebut lengkap dan apa yang dicari konsumen dapat ditemukan di minimarket ini, maka tentunya keuntungan dan kepercayaan masyarakat akan semakin tinggi.
Melihat dari kondisi ini, strategi yang tepat adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada konsumen, yaitu berkaitan dengan sopan santun dan keramahan dalam melayani konsumen, tidak melakukan penipuan terhadap konsumen, contoh dari penipuan tersebut misalnya saja ada kembalian yang tidak dikembalikan, atau menjual barang-barang yang sudah lewat masa berlakunya (kadaluarsa).
Sumber: Tulisan saya sendiri yang sebelumnya pernah dimuat juga di www.teknike007.blogspot.com

Jakarta













Currently have 0 komentar: